Ceruk lekuk cekung mata semalam
tak mampu melelapkan gundah
yang ada hanya bebatuan Angkuh menampar lamunan
Satu sapa terlayang pagi ini
kuharap burung burungpun menghantarkan lewat Kicaunya
menyampaikan salam Rindu yang terjaga hingga kini
Sepoi angin pagi
dinginkan tubuh merasuki belulang Putihku
Desir darah memompa Nadi
untuk selalu berdetak tentangmu
Tak kudengar kembali
Kepak sayapmu
yang menandai Hiasan Awan berkabut
hingga hanya Putih tipis berarak menjemput tanya
Embunpun demikian
begitu cepat pergi memuai sebelum Mentari memapah
Gerangan apakah yang terjadi ?
Kusibak tirai Hati
menenteramkan parau suara suara
bisik pun tak kuperdengar
Dan ...., biarlah
kan kucumbui sejenak lukisanmu di Langit langit Kotaku
#Walau tanpa nama