Malamku bergulat tanya tak terhenti
Saat panggilan Jiwa mulai merangsak memenuhi
Antara kesadaran dan ke Fatamorgana an diri
Melepas sisi Logika menjuntai lekukan Waktu Sang Illahi
Pada kehendak yang kusampaikan untukmu
Benarkah Rindumu adalah panggilan Jiwa yang selalu menderu
Memekik ber teriak memanggil mangilku
Lalu menatap getar bibirku yang tak pernah lepas untuk selalu menyebutmu
Aku … aku adalah bagian yang hilang diantara Langit biru
Yang terbang merambah sunyinya Awan berserak sembilu
Yang pula tiba tiba hinggap di dahan penuh Pesona
Mematuk buah Gulana milikmu agar hilang gelisah di himpitan Rasa
Kekasihku …
Jadikanlah aku bayangan disetiap gerakmu
Disetiap denyut Nadi yang mengalir penuh Rindumu
Disetiap sela sela Kata dalam Do’a- do’a mu
Kita adalah Ringkasan Masa depan
Yang ter pinta hari ini dalam padu padan
Agar engkau segera menikmati bahagia dalam Bathin
Serta selalu pula Enggan beranjak mencari titian
Kekasihku …
Khas senyummu begitu melemaskan persendianku
Meremah menjadi debu halus menutupi Noda noda Kalbu
Yang pula selalu menjadi Embun di ranggasnya Savana hatiku
Begitu Sejuk ,…
Begitu dingin, dinginpun sedang merajuk
Tak perlu ber pikir lebih bila hanya akan menyakiti
Biar , biarkan kuselimuti Resahmu dengan Kasih sayangku ini