-->

Gurat 788

788
Parau serak suaraku bernada
percikan percikan letih masih menempel dikepala
sisa sisa hitungan semalam masih membutir

Ahh ...
gurat tua senada gerusan Sang  Waktu
tak menyurutkan langkah ini untuk tetap mendayung
mengarungi kehidupan penuh Rangkaian Misteri _Nya

sebentar saat singgah menjamu TUAN PAGI
saat Fajar lalu,
saat Kumandang memanggil dengan Tenang
seduhan seduhanku pun mulai kurapal pada Nya
memutar Air Nya agar kan menjadi Harapan

Semoga kebaikan masih singgah menemani kidung Doa
melakonkan Wayang jati diri ini dengan begitu Apik ...

Amin...
#Novel siCangkir

LihatTutupKomentar