Kepala sedang berkawan Neraka
lepas tak bertuan ...
Angan terbang menggapai Rembulan
jemari jemari memetik gemintang
dibawah tenda sukmaku pun sedang pergi
entah kemana kan singgah pada reranting malam
sementara Raga melangkah Gontai
hingga lupa waktu dimanakah saat kan kurasai
Gerimis matahari sesiangan tadi
telah membakar gejolak tanpa Birahi
seperti ku coba kembali
kecupan nan lalu
namun ranggas Ilalang mengeringkan duga
kembali lagi kata entah ...
dan entah ...
percikan pemantik api
pada sebatang cerutu membakar tanya
menguliti kejenuhan kejenuhan membagi Bumi
adakah kan ternikmati
bila WAKTU TAK PERNAH DALAM SATU MEJA
hanya letupan asap asap cerutu membawa kisah kenang kita di Kasir kasir Rindu
Hai ...
malam nan pekat ..
tak kau rasaikah suntikan dalam Nadimu
penggalan harap yang selalu ku panahkan
tak pernah tepat mengenai kehendak bersama
aku ...
dalam gelisah
edisi 846