Puisi Peracik Kopi

-->

Pejuang

Lenguh nafas tua Mendesis memanah resah Dera lelaku memuncaki harap Tentang dedaunan masa depan . Rintik tak menyurut langkah Celoteh...

Nda ... Kali ini senja yang kesekian sunyimu menyimak jingga Melewati baku hantam bekunya rindu Apakah engkau mampu mencairkannya ? Ku...

Hujan pun bertandang malam ini Mengetuk pintu hati yang hendak terlelap Tiba tiba saja kantukku pun lenyap Terjaga oleh panggilan rindu...

Coba lihat angin di sekeliling kita Apakah engkau mampu melihat apa yang kutuangkan ? Jangan ...., Jangan hanya dengan mata telanjang k...

Diamlah... barang sejenak saja beri aku ruang tuk beberapa waktu dan ... biarkan lah rindu ini memasuki ke dalam rasa yang ... henda...

Nda ... Puisi puisi ini begitu sederhana saja yang benar benar terlahir dari rahim buah kerinduan kita nda ... coba rasakan dinding d...

Ah engkau matamu yang bening mengkristal laksana .. embun memuja mentari bibirmu nan sexy seperti puisiku pagi ini [AK.1276....

Aku ... terlalu letih menjadi bayangan hanya hitam berkawan kosong kemanapun gerak selalu saja mengekor ... akan lebih baik telanjang...

Siang dibawah kolong langit yang sedang klimaks mungkin sebentar kan memuntahkan benih hujan atau ... hanya kesumat bara yang menyekam...

tembang itu masih kuhantarkan pada siang ini lewat sebaris Doa di hamparan RidhoNya merajut kenang lampau agar tak koyak digerus waktu ...